Senin, 12 November 2012

Tugas KK1

 Cara mensolder dengan benar


1.Persiapan Penyolderan
Ujung solder atau ada yang menyebutnya paku solder memiliki peranan penting dalam tahap penyolderan, untuk itu sangat dianjurkan untuk memilih ujung solder yang dilapisi (disepuh) besi atau baja selain lebih tahan lama juga lebih mudah dalam pemeliharaannya dari pada ujung solder tembaga telanjang tanpa disepuh. Ujung solder yang dilapis besi tidak boleh diampelas atau dikikir karena hal tersebut dapat mengikis/merusak lapisan besinya.
 
Ujung tembaga tanpa pelapis alias telanjang harus benar-benar terpelihara dengan baik, bersih dan berlapis timah. Bila terdapat lapisan-lapisan kerak hitam maka harus segera dikikir atau diampelas sehingga ujungnya menjadi bersih dan licin. Ujung solder yang kotor akan mempersulit rambatan panas dan sulit dalam penyolderan. Periksa dudukan ujung solder dari kemungkinan longgar, jika longgar segera kecangkan sehingga effisiensi panas dan rambatan panasnya lebih terjamin.
Lapisi ujung solder dengan timah saat proses pemanasan dimulai, hal ini untuk menjaga agar ujung solder tetap bersih. Siapkan lap anti panas untuk membersihkan ujung solder yang sewaktu-waktu bisa kotor oleh lapisan-lapisan oksid yang akan muncul saat dilakukan penyolderan. Jangan pernah menggunakan batu salmiak dalam membersihkan ujung solder karena hal ini dapat merusak ujung solder dan meninggalkan sisa endapan disekitar titik solderan.
 

Jika ujung solder dari tembaga telanjang tanpa lapisan besi maka setiap melakukan penyolderan akan mengikis tembaga berupa butiran halus yang ikut menempel pada PCB dan lama kelamaan pada ujung solder akan terbentuk kawah. Ampelas atau kikirlah lagi hingga ujung solder menjadi licin dan lapisi kembali dengan timah.
Gunakanlah jenis timah solder berkualitas yang terdiri dari campuran timah dengan titik lebur rendah dan mengandung kolophonium sebagai cairan solder. Timah dipasarkan dalam bentuk kawat kecil dengan diamater beragam dan digulung. Jangan sekali-kali menggunakan jenis kawat timah yang tidak berkualitas karena akan merusak kualitas penyolderan, sehebat apapun kita menyolder, sebagus apapun solder yang digunakan dan sekuat apapun PCB jika timah yang digunakan jelek maka hasil solderan pun tetap jelek dan tentunya kualitas akhir rangkaian elektronik yang mengecewakan.
 

Proses Penyolderan
Jika hal diatas sudah dipahami dan dipersiapkan maka mari lanjutkan pada tahap penyolderan. Perhatikan dengan seksama tahapan dibawah ini dan hal-hal yang harus dilakukan selama tahap penyolderan.
1. Bersihkan PCB dan Kaki Komponen
Bersihkan bagian-bagian yang akan disolder baik itu PCB maupun kaki komponen elektronika dengan ampelas halus atau pisau sehingga lapisan-lapisan cat, gemuk atau oksida tersingkirkan. Bila menggunakan kawat montase berisolasi (misal; kawat email) maka kelupaslah dulu isolasinya sepanjang 6-7mm kemudian ujung kawat dilapis dengan timah.
 

2. Memasukan Komponen Elektronika pada PCB
Kawat kaki komponen dimasukan pada lubang PCB dan bengkokan dengan tang sehingga terdapat pengait mekanis untuk menjaga posisi komponen. Ujung kawat yang berdiameter besar harus dipasang sedemikian rupa sehingga penyolderan dapat dilakukan dengan baik.
 

3. Mengatur Posisi PCB
Aturlah posisi PCB dan titik solderan sehingga cairan timah dapat mengalir sendiri ke titik yang diinginkan dengan bantuan gravitasi bumi.

 4. Memanaskan PCB dan Kaki Komponen
Letakan bagian datar dari ujung solder ke sisi yang lebar pada PCB sehingga penyaluran panas terjadi melalui permukaan yang paling luas.
 

5. Menambahkan Timah pada Titik Solderan
Berikan timah pada titik solderan dan usahakan lapisan kolophonium lebih dulu mencair baru kemudian timah. Jumlah timah yang dilebur pada titik solderan tidaklah harus memenuhi lingkaran pad PCB.
 

6. Menarik Timah Solder
Setelah jumlah timah yang meleleh dirasa cukup, singkirkan timah dari titik solderan. Tahan ujung solder pada titik solderan sampai timah meresap pada semua bagian solderan. Setelah itu tarik ujung solder dari titik solderan dan biarkan beberapa saat untuk proses pendinginan.
 

7. Mendinginkan Titik Solderan
Selama pendinginan, titik penyolderan tidak boleh terguncang untuk menghindari penyolderan dingin. Penyolderan dingin dapat dilihat dari permukaan timah pada titik solderan yang menjadi buram.
 

8. Penyolderan Dingin
Penyolderan dingin juga dapat terjadi akibat ujung solder yang kurang panas, terlalu cepat ditarik dari titik penyolderan dan kualitas timah yang jelek. Timah terlihat menempel berupa tetesan pada PCB, solderan seperti ini sangatlah rapuh.
 

9. Perbaikan Solderan Dingin
Penyolderan dingin bisa saja terjadi maka untuk mengatasinya lakukan pemanasan menggunakan ujung solder pada titik solderan yang akan diperbaiki kemudian tambahkan timah hingga timah meresap pada titik solderan. Ketika dingin pastikan permukaan titik solderan licin dan mengkilap.

  langkah-langkah pengujian kapasitor / kondensator elektrolit atau Elco

1. Pertama-tama putarlah saklar multimeter pada posisi R (R x 1) atau sesuai dengan yang kita kehendaki.
2 Multimeter boleh distel pada nol Ohm atau tidak.
3. Kabel yang hitam ditempelkan pada kaki (+) dan kabel yang merah ditempelkan pada kaki (-) kapasitor / kondensator elektrolit atau Elco.
4. Kemudian selanjutnya perhatikanlah gerakan jarum multimeter pada skala :
- Bila jarum multimeter itu bergerak ke kanan dan kembali ke kiri (seperti semula) berarti kapasitor / kondensator baik
- Bila jarum multimeter itu bergerak ke kanan dan kembali ke kiri tetapi tidak penuh berarti kapasitor / kondensator itu setengah rusak atau aus
- Bila jarum multimeter itu bergerak ke kanan dan berhenti maka kapasitor / kondensator itu bocor
- Bila jarum itu tidak bergerak sama sekali maka berarti kapasitor / kondensator itu sudah putus sama sekali .

- Bila jarum itu tidak bergerak sama sekali maka berarti kapasitor / kondensator itu sudah putus sama sekali.
 

Pengertian transistor dan kaki -kaki pada transistor

23.Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat, sebagai sirkuit pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi tegangan, modulasi sinyal atau sebagai fungsi lainnya. Transistor dapat berfungsi semacam kran listrik, dimana berdasarkan arus inputnya (BJT) atau tegangan inputnya (FET), memungkinkan pengaliran listrik yang sangat akurat dari sirkuit sumber listriknya.
Transistor through-hole (dibandingkan dengan pita ukur sentimeter)Pada umumnya, transistor memiliki 3 terminal, yaitu Basis (B), Emitor (E) dan Kolektor (C). Tegangan yang di satu terminalnya misalnya Emitor dapat dipakai untuk mengatur arus dan tegangan yang lebih besar daripada arus input Basis, yaitu pada keluaran tegangan dan arus output Kolektor.Transistor merupakan komponen yang sangat penting dalam dunia elektronik modern. Dalam rangkaian analog, transistor digunakan dalam amplifier (penguat). Rangkaian analog melingkupi pengeras suara, sumber listrik stabil (stabilisator) dan penguat sinyal radio. Dalam rangkaian-rangkaian digital, transistor digunakan sebagai saklar berkecepatan tinggi. Beberapa transistor juga dapat dirangkai sedemikian rupa sehingga berfungsi sebagai logic gate, memori dan fungsi rangkaian-rangkaian lainnya.
 
 
Test basis untuk transistor NPN, hubungkan kaki basis dengan probe hitam dan probe merah ke kaki kolektor dan emitor. Pada kedua posisi tersebut jarum multimeter harus bergerak menunjuk nilai resistansi ratusan sampai puluhan Ohm (bukan 0 Ohm). Kemudian posisi sebaliknya, kaki basis dihubungkan dengan probe merah kemudian probe hitam ke kaki kolektor dan emitor. Pada kedua posisi ini jarum multimetrer tidak bergerak atau menunjuk resistansi tak berhingga. Test basis untuk transistor PNP, hubungkan kaki basis dengan probe merah dan probe hitam ke kaki kolektor dan emitor. Pada kedua posisi tersebut jarum multimeter harus bergerak menunjuk nilai resistansi ratusan sampai puluhan Ohm (bukan 0 Ohm). Kemudian posisi sebaliknya, kaki basis dihubungkan dengan probe hitam kemudian probe merah ke kaki kolektor dan emitor. Pada kedua posisi ini jarum multimetrer tidak bergerak atau menunjuk resistansi tak berhingga. Test transistor sebagai saklar untuk transistor NPN, hubungkan probe hitam ke kaki kolektor sambil menempelkan jari kita ke kaki kolektor dan probe merah ke kaki emitor tanpa tersentuh jari atau badan kita sedangkan kaki basis dibiarkan tidak terhubung, pada posisi ini jarum multimeter harus diam atau menunjuk ke resistansi tak berhingga. Kemudian sentuh kaki basis dengan jari kita, pada posisi basis tersentuh jari maka transistor mendapat bias basis dan seharusnya jarum multimeter bergerak menunjuk ke suatu nilai resistansi yang rendah. Test transistor sebagai saklar untuk transistor PNP, hubungkan probe hitam ke kaki emitor sambil menempelkan jari kita ke kaki emitor dan probe merah ke kaki kolektor tanpa tersentuh jari atau badan kita sedangkan kaki basis dibiarkan tidak terhubung, pada posisi ini jarum multimeter harus diam atau menunjuk ke resistansi tak berhingga. Kemudian sentuh kaki basis dengan jari kita, pada posisi basis tersentuh jari maka transistor mendapat bias basis dan seharusnya jarum multimeter bergerak menunjuk ke suatu nilai resistansi yang rendah.

Read more at: http://elektronika-dasar.com/tutorial/test-kondisi-transistor-dengan-multimeter/
Copyright © Elektronika Dasar
Test basis untuk transistor NPN, hubungkan kaki basis dengan probe hitam dan probe merah ke kaki kolektor dan emitor. Pada kedua posisi tersebut jarum multimeter harus bergerak menunjuk nilai resistansi ratusan sampai puluhan Ohm (bukan 0 Ohm). Kemudian posisi sebaliknya, kaki basis dihubungkan dengan probe merah kemudian probe hitam ke kaki kolektor dan emitor. Pada kedua posisi ini jarum multimetrer tidak bergerak atau menunjuk resistansi tak berhingga. Test basis untuk transistor PNP, hubungkan kaki basis dengan probe merah dan probe hitam ke kaki kolektor dan emitor. Pada kedua posisi tersebut jarum multimeter harus bergerak menunjuk nilai resistansi ratusan sampai puluhan Ohm (bukan 0 Ohm). Kemudian posisi sebaliknya, kaki basis dihubungkan dengan probe hitam kemudian probe merah ke kaki kolektor dan emitor. Pada kedua posisi ini jarum multimetrer tidak bergerak atau menunjuk resistansi tak berhingga. Test transistor sebagai saklar untuk transistor NPN, hubungkan probe hitam ke kaki kolektor sambil menempelkan jari kita ke kaki kolektor dan probe merah ke kaki emitor tanpa tersentuh jari atau badan kita sedangkan kaki basis dibiarkan tidak terhubung, pada posisi ini jarum multimeter harus diam atau menunjuk ke resistansi tak berhingga. Kemudian sentuh kaki basis dengan jari kita, pada posisi basis tersentuh jari maka transistor mendapat bias basis dan seharusnya jarum multimeter bergerak menunjuk ke suatu nilai resistansi yang rendah. Test transistor sebagai saklar untuk transistor PNP, hubungkan probe hitam ke kaki emitor sambil menempelkan jari kita ke kaki emitor dan probe merah ke kaki kolektor tanpa tersentuh jari atau badan kita sedangkan kaki basis dibiarkan tidak terhubung, pada posisi ini jarum multimeter harus diam atau menunjuk ke resistansi tak berhingga. Kemudian sentuh kaki basis dengan jari kita, pada posisi basis tersentuh jari maka transistor mendapat bias basis dan seharusnya jarum multimeter bergerak menunjuk ke suatu nilai resistansi yang rendah.

Read more at: http://elektronika-dasar.com/tutorial/test-kondisi-transistor-dengan-multimeter/
Copyright © Elektronika Dasar
Test basis untuk transistor NPN, hubungkan kaki basis dengan probe hitam dan probe merah ke kaki kolektor dan emitor. Pada kedua posisi tersebut jarum multimeter harus bergerak menunjuk nilai resistansi ratusan sampai puluhan Ohm (bukan 0 Ohm). Kemudian posisi sebaliknya, kaki basis dihubungkan dengan probe merah kemudian probe hitam ke kaki kolektor dan emitor. Pada kedua posisi ini jarum multimetrer tidak bergerak atau menunjuk resistansi tak berhingga. Test basis untuk transistor PNP, hubungkan kaki basis dengan probe merah dan probe hitam ke kaki kolektor dan emitor. Pada kedua posisi tersebut jarum multimeter harus bergerak menunjuk nilai resistansi ratusan sampai puluhan Ohm (bukan 0 Ohm). Kemudian posisi sebaliknya, kaki basis dihubungkan dengan probe hitam kemudian probe merah ke kaki kolektor dan emitor. Pada kedua posisi ini jarum multimetrer tidak bergerak atau menunjuk resistansi tak berhingga. Test transistor sebagai saklar untuk transistor NPN, hubungkan probe hitam ke kaki kolektor sambil menempelkan jari kita ke kaki kolektor dan probe merah ke kaki emitor tanpa tersentuh jari atau badan kita sedangkan kaki basis dibiarkan tidak terhubung, pada posisi ini jarum multimeter harus diam atau menunjuk ke resistansi tak berhingga. Kemudian sentuh kaki basis dengan jari kita, pada posisi basis tersentuh jari maka transistor mendapat bias basis dan seharusnya jarum multimeter bergerak menunjuk ke suatu nilai resistansi yang rendah. Test transistor sebagai saklar untuk transistor PNP, hubungkan probe hitam ke kaki emitor sambil menempelkan jari kita ke kaki emitor dan probe merah ke kaki kolektor tanpa tersentuh jari atau badan kita sedangkan kaki basis dibiarkan tidak terhubung, pada posisi ini jarum multimeter harus diam atau menunjuk ke resistansi tak berhingga. Kemudian sentuh kaki basis dengan jari kita, pada posisi basis tersentuh jari maka transistor mendapat bias basis dan seharusnya jarum multimeter bergerak menunjuk ke suatu nilai resistansi yang rendah.

Read more at: http://elektronika-dasar.com/tutorial/test-kondisi-transistor-dengan-multimeter/
Copyright © Elektronika Dasar
Test basis untuk transistor NPN, hubungkan kaki basis dengan probe hitam dan probe merah ke kaki kolektor dan emitor. Pada kedua posisi tersebut jarum multimeter harus bergerak menunjuk nilai resistansi ratusan sampai puluhan Ohm (bukan 0 Ohm). Kemudian posisi sebaliknya, kaki basis dihubungkan dengan probe merah kemudian probe hitam ke kaki kolektor dan emitor. Pada kedua posisi ini jarum multimetrer tidak bergerak atau menunjuk resistansi tak berhingga. Test basis untuk transistor PNP, hubungkan kaki basis dengan probe merah dan probe hitam ke kaki kolektor dan emitor. Pada kedua posisi tersebut jarum multimeter harus bergerak menunjuk nilai resistansi ratusan sampai puluhan Ohm (bukan 0 Ohm). Kemudian posisi sebaliknya, kaki basis dihubungkan dengan probe hitam kemudian probe merah ke kaki kolektor dan emitor. Pada kedua posisi ini jarum multimetrer tidak bergerak atau menunjuk resistansi tak berhingga. Test transistor sebagai saklar untuk transistor NPN, hubungkan probe hitam ke kaki kolektor sambil menempelkan jari kita ke kaki kolektor dan probe merah ke kaki emitor tanpa tersentuh jari atau badan kita sedangkan kaki basis dibiarkan tidak terhubung, pada posisi ini jarum multimeter harus diam atau menunjuk ke resistansi tak berhingga. Kemudian sentuh kaki basis dengan jari kita, pada posisi basis tersentuh jari maka transistor mendapat bias basis dan seharusnya jarum multimeter bergerak menunjuk ke suatu nilai resistansi yang rendah. Test transistor sebagai saklar untuk transistor PNP, hubungkan probe hitam ke kaki emitor sambil menempelkan jari kita ke kaki emitor dan probe merah ke kaki kolektor tanpa tersentuh jari atau badan kita sedangkan kaki basis dibiarkan tidak terhubung, pada posisi ini jarum multimeter harus diam atau menunjuk ke resistansi tak berhingga. Kemudian sentuh kaki basis dengan jari kita, pada posisi basis tersentuh jari maka transistor mendapat bias basis dan seharusnya jarum multimeter bergerak menunjuk ke suatu nilai resistansi yang rendah.

Read more at: http://elektronika-dasar.com/tutorial/test-kondisi-transistor-dengan-multimeter/
Copyright © Elektronika Dasar
1
Test basis untuk transistor NPN, hubungkan kaki basis dengan probe hitam dan probe merah ke kaki kolektor dan emitor. Pada kedua posisi tersebut jarum multimeter harus bergerak menunjuk nilai resistansi ratusan sampai puluhan Ohm (bukan 0 Ohm). Kemudian posisi sebaliknya, kaki basis dihubungkan dengan probe merah kemudian probe hitam ke kaki kolektor dan emitor. Pada kedua posisi ini jarum multimetrer tidak bergerak atau menunjuk resistansi tak berhingga. Test basis untuk transistor PNP, hubungkan kaki basis dengan probe merah dan probe hitam ke kaki kolektor dan emitor. Pada kedua posisi tersebut jarum multimeter harus bergerak menunjuk nilai resistansi ratusan sampai puluhan Ohm (bukan 0 Ohm). Kemudian posisi sebaliknya, kaki basis dihubungkan dengan probe hitam kemudian probe merah ke kaki kolektor dan emitor. Pada kedua posisi ini jarum multimetrer tidak bergerak atau menunjuk resistansi tak berhingga. Test transistor sebagai saklar untuk transistor NPN, hubungkan probe hitam ke kaki kolektor sambil menempelkan jari kita ke kaki kolektor dan probe merah ke kaki emitor tanpa tersentuh jari atau badan kita sedangkan kaki basis dibiarkan tidak terhubung, pada posisi ini jarum multimeter harus diam atau menunjuk ke resistansi tak berhingga. Kemudian sentuh kaki basis dengan jari kita, pada posisi basis tersentuh jari maka transistor mendapat bias basis dan seharusnya jarum multimeter bergerak menunjuk ke suatu nilai resistansi yang rendah. Test transistor sebagai saklar untuk transistor PNP, hubungkan probe hitam ke kaki emitor sambil menempelkan jari kita ke kaki emitor dan probe merah ke kaki kolektor tanpa tersentuh jari atau badan kita sedangkan kaki basis dibiarkan tidak terhubung, pada posisi ini jarum multimeter harus diam atau menunjuk ke resistansi tak berhingga. Kemudian sentuh kaki basis dengan jari kita, pada posisi basis tersentuh jari maka transistor mendapat bias basis dan seharusnya jarum multimeter bergerak menunjuk ke suatu nilai resistansi yang rendah.

Read more at: http://elektronika-dasar.com/tutorial/test-kondisi-transistor-dengan-multimeter/
Copyright © Elektronika Dasar
Test basis untuk transistor NPN, hubungkan kaki basis dengan probe hitam dan probe merah ke kaki kolektor dan emitor. Pada kedua posisi tersebut jarum multimeter harus bergerak menunjuk nilai resistansi ratusan sampai puluhan Ohm (bukan 0 Ohm). Kemudian posisi sebaliknya, kaki basis dihubungkan dengan probe merah kemudian probe hitam ke kaki kolektor dan emitor. Pada kedua posisi ini jarum multimetrer tidak bergerak atau menunjuk resistansi tak berhingga. Test basis untuk transistor PNP, hubungkan kaki basis dengan probe merah dan probe hitam ke kaki kolektor dan emitor. Pada kedua posisi tersebut jarum multimeter harus bergerak menunjuk nilai resistansi ratusan sampai puluhan Ohm (bukan 0 Ohm). Kemudian posisi sebaliknya, kaki basis dihubungkan dengan probe hitam kemudian probe merah ke kaki kolektor dan emitor. Pada kedua posisi ini jarum multimetrer tidak bergerak atau menunjuk resistansi tak berhingga. Test transistor sebagai saklar untuk transistor NPN, hubungkan probe hitam ke kaki kolektor sambil menempelkan jari kita ke kaki kolektor dan probe merah ke kaki emitor tanpa tersentuh jari atau badan kita sedangkan kaki basis dibiarkan tidak terhubung, pada posisi ini jarum multimeter harus diam atau menunjuk ke resistansi tak berhingga. Kemudian sentuh kaki basis dengan jari kita, pada posisi basis tersentuh jari maka transistor mendapat bias basis dan seharusnya jarum multimeter bergerak menunjuk ke suatu nilai resistansi yang rendah. Test transistor sebagai saklar untuk transistor PNP, hubungkan probe hitam ke kaki emitor sambil menempelkan jari kita ke kaki emitor dan probe merah ke kaki kolektor tanpa tersentuh jari atau badan kita sedangkan kaki basis dibiarkan tidak terhubung, pada posisi ini jarum multimeter harus diam atau menunjuk ke resistansi tak berhingga. Kemudian sentuh kaki basis dengan jari kita, pada posisi basis tersentuh jari maka transistor mendapat bias basis dan seharusnya jarum multimeter bergerak menunjuk ke suatu nilai resistansi yang rendah.

Read more at: http://elektronika-dasar.com/tutorial/test-kondisi-transistor-dengan-multimeter/
Copyright © Elektronika Dasar
55.  a.Resistor
 
 

Cara lain untuk mengetahui besarnya nilai satuan Ohm sebuah resistor adalah mengukurnya dengan Multimeter. Perhatikan gambar di bawah ini. Saklar jangkauan ukur pada posisi Ω, batas ukur (range) berada pada posisi x1, x10 atau kΩ.
b. kapasistor
Kapasitor adalah komponen elektronik yang dirancang untuk dapat menyimpan dan membuang Tegangan Arus Listrik Searah (Direct Current Voltage/DCV).
Kapasitor terbagi dalam dua jenis. Pertama, kapasitor yang memiliki kutub positip (+) dan negatip (-). Dalam teknik elektronika disebut kapasitor polar (polarised capacitor). Kedua, kapasitor yang tidak memiliki kutub positip (+) dan negatip (-). Disebut kapasitor non polar (unpolarised capacitor).
Hal penting yang perlu diperhatikan dalam mengukur kapasitor polar adalah ;
a. Kabel penyidik (probes) positip (+) yang berwarna merah diletakkan pada kaki kapasitor yang bertanda positip (+).
b. Kabel penyidik (probes) negatip (-) yang berwarna hitam diletakkan pada kaki kapasitor yang bertanda negatip (-).
c. Saklar jangkauan ukur pada posisi Ω, batas ukur (range) berada pada posisi x1, x10 atau kΩ, sesuai kebutuhan.
d. Untuk kapasitor non polar (unpolarised) kedua kabel penyidik (probes) dapat diletakkan secara sembarang (acak) ke kaki kapasitor. Lihat gambar di bawah ini.
 
c.  Transistor
Konsep dioda pada transistor penting untuk dipahami dengan baik, karena erat kaitannya dengan penggunaan Multimeter dalam mengukur nilai satuan Ohm dari transistor (baca kembali uraian materi tentang baterai pada Multimeter).
Hal yang perlu diingat ketika mengukur transistor dengan Multimeter adalah :
a. Pada transistor tipe PNP kabel penyidik (probes) warna merah (+) selalu diletakkan pada kaki Basis, kabel penyidik (probes) warna hitam (-) diletakkan secara bergantian di kaki Emitor dan Kolektor.
b. Pada transistor tipe NPN kabel penyidik (probes) warna hitam (-) selalu diletakkan pada kaki Basis, kabel penyidik (probes) warna merah (+) diletakkan secara bergantian di kaki Emitor dan Kolektor.
c. Saklar jangkauan ukur berada pada posisi Ohm (Ω) dan batas ukur (range) berada pada posisi x1, x10, atau x1kΩ, sesuai kebutuhan. Lihat gambar di bawah ini.


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar